Minggu, 10 Juli 2011

Ketika cinta terbalas oleh dendam

Bangsat dibalik bangsat. Pekat, padu, royal! Tonggak dasar mahligai yang teraih oleh balutan balerina yang menari untuk batin
Beranikah untuk mengambil langkah tanggung jawab ketika telah lontarkan kroco-kroco hati dan benak-mu? Apa sudah mampu? Atau hanya nafsu?

Seharusnya malu, setelah apa yg telah dilakukan ketika tak ada status yg menjamin semua akan kembali dan nyata nya kosong...kosong bagaikan uap yg berada dalam bungkusan balon yg mudah untuk dipecahkan. Kini bagaikan segumpal darah tapi dengan sedetik lontaran kata" yg terucap dr mulut-mu itu semua palsu. Yg terlihat adalah dendam dari diri-mu, menimbulkan sakit yg telah terjadi begitu banyak bagai tumpukan kertas (bertubi-tubi). semua permintaan maaf hilang dibalas oleh sekadar ????

Sejak awal tidak ada perkenalan, tak mengenal satu sama lain. Awalpun siapa diri-mu? dirimu bukan siapa-siapa. ketika semua berjalan, disini ku terjatuh ketika diri-mu memutuskan tanpa ingin mendengar penjelasanku. Ego-mu mengalahkan hati-mu, sedih.

Kini kebohongan yg telah kau lontarkan, manis mulutmu, semua trik mu. Cerdas.

Benci. Benci. Benci. Tak sadar ku terbawa oleh akal bulusmu.

Tengsi, begitulah ku memanggil-mu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar